Salah Satu Tanda Dari 72 Firqoh Yang Tersesat Di Dalam Beragama


Bismillaah...
Tulisan ini saya ambil dari kajian yang saya dengarkan tadi pagi dari Radio Rodja 756 am sekitar pukul enam waktu Indonesia bagian barat. Kajian tersebut disampaikan oleh al-Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat.
Berikut ini hasil simakan saya dari kajian tersebut:
Senantiasa mereka berpecah belah yang merupakan salah satu tanda yang paling menonjol dari mereka bahkan menjadi syi'ar bagi mereka yaitu berpecah belah, berfirqoh-firqoh, berkelompok-kelompok, membuat sekte-sekte, aliran-aliran, dan seterusnya. Firqoh yang pertama muncul dalam Islam adalah khowarij. Khowarij pun berpecah belah dalam jumlah yang banyak sekali. Salah satu firqoh khowarij pada zaman dulu, mewajibkan syahadat kembali di hadapan pemimpinnya. Kemudian diikuti kira-kira tahun '80 muncul firqoh ini yang mengikuti manhaj khowarij tentunya tanpa mereka sadari, maka mereka mewajibkan syahadat kembali karena keislaman mereka belum sah apabila belum bersyahadat di hadapan imam mereka.
Kemudian Syi'ah. Berpegang dengan hadits-hadits dho'if, palsu, bathil, asalkan mendukung faham mereka.
Walhasil, salah satu tanda atau alamat dari 72 firqoh yang tersesat di dalam beragama adalah
- berpecah belah
- berbicara tanpa ilmu dan mengikuti hawa nafsu
- senantiasa mereka menolak sunnah dengan al-Quran, seperti Quraniyyun (tandanya: mengkafirkan mereka yang menyalahi mereka tanpa dalil, membenci para ahlul hadits dan memberi julukan yang tidak baik kepada ahlus sunnah).

Kewajiban kita adalah memahami dinul Islam dengan pemahaman yang benar, pemahaman Salafush Sholih. Semoga Allah senantiasa menunjuki kepada kita jalan yang haq, shirotholladzina an'amta 'alaiHim.
Letak perbedaan antara Mu'tazilah dan Khowarij dari satu sisi sama:
a. penyimpangan besar-besaran dari manhaj para sahabat,
b. sama dalam kesesatan dalam memahami Kitabulloh dengan kejahilan dan hawa,
c. sama dalam berbagai macam bid'ah diantaranya mereka mengatakan bahwa orang mukmin yang mati membawa dosa besar dan dia belum bertaubat, maka si mukmin ini kekal dalam neraka. Kemudian terjadi PERBEDAAN:
- Khowarij mengatakan bahwa si mukmin ini telah menjadi kafir dan
kekal di neraka, sedangkan
- Mu'tazilah mengatakan si mukmin ini tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi berada di satu tempat di antara dua tempat.

Demikianlah ringkasan tentang kajian tadi pagi, semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau isinya kurang lengkap. Kalau ada kesalahan itu datang dari diri saya dan syaitthon. Bagi yang ingin mendapatkan penjelasan tentang firqoh-firqoh di dalam Islam, saya menyarankan membaca buku karya al-Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat yaitu AL MASAA-IL jilid 4. Insya Allah buku tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu rujukan yang sangat bermanfaat.

Allahu a'lam.

Makna dari kalimat لا إله إلا الله (laa ilaaha illallaah)


Makna dari kalimat لا إله إلا الله (laa ilaaha illallaah) adalah:

لا معبود بحق إلا الله

"Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah سبحانه وتعالى ."

Ada beberapa penafsiran yang salah tentang makna kalimat لا إله إلا الله (laa ilaaha illallaah), dan kesalahan tersebut telah menyebar luas. Di antara kesalahan tersebut adalah: [1]

1. Menafsirkan kalimat لا إله إلا الله dengan لا معبود إلا الله (tidak ada yang diibadahi kecuali Allah), padahal makna tersebut rancu karena jika demikian, maka setiap yang diibadahi, baik benar maupun salah, berarti Allah.
2. Menafsirkan kalimat لا إله إلا الله dengan لا خالق إلاالله (tidak ada pencipta kecuali Allah), padahal makna tersebut merupakan sebagian dari makna kalimat لا إله إلا الله dan ini masih berupa Tauhid Rububiyyah saja, sehingga belum cukup. Inilah yang diyakini juga oleh orang-orang musyrik.
3. Menafsirkan kalimat لا إله إلا الله dengan لا حاكمية إلا الله (tidak ada hakim (penguasa) kecuali Allah), pengertian ini pun tidak mencukupi karena apabila mengesakan Allah hanya dengan pengakuan atas sifat Allah Yang Maha Penguasa saja namun masih berdo’a kepada selain-Nya atau menyelewengkan tujuan ibadah kepada sesuatu selain-Nya, maka hal ini belum termasuk definisi yang benar.

Disalin dari Kitab Syarah ’Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, halaman 132-133, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i PO.BOX 7803/JACC 13340 A. Cetakan Keempat: Sya’ban 1427 H/ September 2006 M.

[1] Lihat ’Aqiidatut Tauhid (hal. 39-40) oleh Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin ’Abdullah al-Fauzan.